Rabu, 07 Maret 2012





CURVA SUD SHOP


Tetap PSS Sleman, Hitam dan Militan

Sleman Champione!
Akhirnya perjalanan setengah musim Kompetisi LPIS berakhir hari ini, PSS Sleman melakoni laga terakhir dengan penuh percaya diri!

Kami bangga dengan PSS Sleman, dan kami tetap bangga dengan Hitam ini!

Tetap jaga semangat ini, tetap satu tujuan No Leader Just Together!

Kami percaya jiwa-jiwa kalian sore tadi adalah jiwa-jiwa pilihan, jiwa militan! Semangat mu, Teriakan mu, semua pengorbananmu tidak akan pernah sia-sia kawan!

Tetap jaga asa ini, tetap jaga Hitam dan Militansi ini, karena kita adalah keluarga besar Brigata Curva Sud! Karena Hitam dan Militansi ini adalah semangat baru yang akan terus membara, Kami ada Karena PSS!
BCS-an

PENURUN KOLESTROL


Belimbing manis (Averrhoa carambola L) Sinonim: Averrhoa pentandra Blanco.
Termasuk dalam famili Oxalidaceae, nama jenis ini di Sumatera: asom jorbing (Batak), balim-bing manih (Minangkabau), belimbing manis (Melayu); Jawa: balimbing amis (Sunda), blimbing legi (Jawa Tengah), bhalingbhing manis (Madura); Sulawesi: lembetua (Gorontalo), lombituka gula (Buol), takule (Baree), bainang sulapa (Makasar), balireng (Bugis); Maluku: baknil kasluir (Kai), tototuko (Ternate), tofuo (Tidore), balibi tototuko (Halmahera).
Daun dan batangnya mengandung asam oksalat sehingga rasanya asam dan air perasan belimbing dapat digunakan sebagai penghilang karatan pada logam.
Buah tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat kolesterol tinggi dengan kandungan kimia glukosa, protein, lemak, kalsium, phospor, besi dan vitamin A, B, C.
Ramuan: 2 buah Averrhoa carambola yang belum masak. Cara pembuatan dan pemakaian: buah diperas, air perasannya disaring. Dua perasan untuk satu kali minum, sehari diminum 3 kali.


Sumber: Tumbuhan Penurun Kolesterol | Kesehatan http://keluargacemara.com/kesehatan/tumbuhan-penurun-kolesterol.html#ixzz1oPvYWOLR
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial

Tumbuhan Penurun Kolesterol

Kolesterol tinggi termasuk penyakit yang banyak diderita masyarakat. Untuk mengobati penyakit tersebut dengan obat modern saat ini terdapat kendala tingginya harga obat karena menggunakan bahan baku impor. Untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat dapat menggunakan tumbuhan obat asli Indonesia sebagai pengobatan alternatif. Berikut ini beberapa tumbuhan yang berdasarkan sejumlah literatur bisa membantu menurunkan kolesterol darah.
Asem jawa (Tamarindus indica L)
Termasuk dalam famili Caesalpiniaceae, nama lain tumbuhan ini adalah di Sumatera: bak me (Aceh), acamlagi (Gayo), asam jawa, kayu asam, asam jawa, cumalagi (Minangkabau); Jawa: tangkal asem (Sunda), acem (Madura); Kalimantan: asam jawa; Sulawesi: asang jawi (Gorontalo), camba (Makasar), cempa (Bugis); Nusatenggara: mengge (Bima), kamaru (Sumba), make (Flores), tobi (Solor), kenefo (Timor); Maluku tobelaki (Seram), asam jawaka (Buru).
Daun tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin, flavonoid dan tanin.
Ramuan: 150 gram sampai 200 gram daun Tamarindus indica dan 1 gelas (220 ml) air. Cara pembuatan dan pemakaian: 150 gram sampai 200 gram daun ditumbuk, diberi 1 gelas air matang panas, diperas, disaring dan diminum untuk satu kali minum, sehari diminum 3 kali.


Sumber: Tumbuhan Penurun Kolesterol | Kesehatan http://keluargacemara.com/kesehatan/tumbuhan-penurun-kolesterol.html#ixzz1oPvK1zm3
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial


http://keluargacemara.com/kesehatan/tumbuhan-penurun-kolesterol.html


Fotosintesis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daun, tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan.
Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις [sýnthesis], "menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.[1]
Organisme fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat makanannya sendiri. Pada tanaman, alga, dancyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buangan oksigen. Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir semua kehidupan di Bumi, baik secara langsung (melalui produksi primer) maupun tidak langsung (sebagai sumber utama energi dalam makanan mereka),[2] kecuali pada organisme kemoautotrof yang hidup di bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut yang dalam. Tingkat penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100 terawatt,[3] atau kira-kira enam kali lebih besar daripada konsumsi energi peradaban manusia.[4] Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber karbon bagi semua senyawa organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis mengubah sekitar 100–115 petagram karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.[5][6]
Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies, beberapa cirinya selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik padaChlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki adaptasi yang mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini membantu mengurangi proses boros yang disebutfotorespirasi yang dapat menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis.
Organisme fotosintesis pertama kemungkinan berevolusi sekitar 3.500 juta tahun silam, pada masa awal sejarah evolusi kehidupan ketika semua bentuk kehidupan di Bumi merupakanmikroorganisme dan atmosfer memiliki sejumlah besar karbondioksida. Makhluk hidup ketika itu sangat mungkin memanfaatkan hidrogen atau hidrogen sulfida--bukan air--sebagai sumber elektron.[7] Cyanobacteria muncul kemudian, sekitar 3.000 juta tahun silam, dan secara drastis mengubah Bumi ketika mereka mulai mengoksigenkan atmosfer pada sekitar2.400 juta tahun silam.[8] Atmosfer baru ini memungkinkan evolusi kehidupan kompleks seperi protista. Pada akhirnya, tidak kurang dari satu miliar tahun silam, salah satu protista membentuk hubungan simbiosis dengan satu cyanobacteria dan menghasilkan nenek moyang dari seluruh tumbuhan dan alga.[9] Kloroplas pada Tumbuhan modern merupakan keturunan dari cyanobacteria yang bersimbiosis ini.[10]

Belenggu (novel)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belenggu merupakan salah satu novel Indonesia oleh Armijn Pane. Diilhami oleh teori psikoanalisis milik Sigmund Freud, novel ini menceritakan cinta segitiga antara seorang dokter, istrinya, dan temannya; cinta segitiga ini akhirnya membuat semua mereka kehilangan orang yang paling dicintai. Pertama kali diterbitkan oleh majalah sastra Poedjangga Baroe dalam tiga bagian dari April hingga Juni 1940, Belenggu merupakan satu-satunya novel yang diterbitkan majalah tersebut dan novel psikologis Indonesia pertama.
Dasar-dasar cerita Belenggu sudah wujud dalam dua cerpen yang ditulis Armijn sebelumnya, yaitu "Barang Tiada Berharga" (1935) dan "Lupa" (1936). Novel yang dihasilkan, yang ditulis untuk mencerminkan aliran pikiran manusia dan dengan menggunakan tanda elipsis dan monologuntuk mewujudkan konflik batin, sangat berbeda daripada karya-karya sebelumnya. Dibanding karya sastra Indonesia sebelumnya, yang terbatas pada tema tradisional seperti "yang baik melawan yang jahat", Belenggu mengutamakan konflik psikis tokoh. Novel ini juga menunjukkan kalau sifat modern dan tradisional itu sebenarnya berlawanan.
Setelah diselesaikan, Belenggu ditawarkan kepada Balai Pustaka, penerbit resmi negara Hindia Belanda, pada tahun 1938. Namun, buku ini ditolak karena dianggap tidak bermoral. Novel ini kemudian diambil oleh Poedjangga Baroe. Pada awalnya, penerimaan Belenggu oleh masyarakat cukup beragam. Pihak yang mendukungnya beranggapan bahwa novel ini benar-benar mencerminkan konflik yang dihadapi para intelektual Indonesia, sementara yang menolak beranggapan bahwa novel ini porno karena memasukkan tokoh pelacur dan tema perselingkuhan. Tanggapan sekarang lebih positif, dengan penulis Muhammad Balfas menyebutnya "novel Indonesia terbaik dari sebelum perang kemerdekaan".[1] Belenggu sudah diterjemahan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris.